Asrinesia.com – Program pemerintah untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur transportasi publik dinilai banyak pihak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas. Masyarakat Jakarta dan kota penyangganya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), merasakan langsung hadirnya beragam moda transportasi publik modern, seperti Kereta Rel Listrik (KRL), bus TransJakarta, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, hingga Mass Rapid Transit (MRT).
Berkaitan dengan hal tersebut Pengembang properti PT Intiland Development Tbk mengadakan acara Media Group Discussion #LivingConnected, mendiskusikan tentang perkembangan moda transportasi publik modern dan pengaruhnya terhadap perubahan budaya masyarakat serta perkembangan pasar properti, khususnya di Jakarta (4/4).
Acara ini menampilkan pembicara, Permadi Indra Yoga, Direktur Pengembangan Bisnis Intiland dan Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW).
Hadirnya beragam moda transportasi modern diyakini membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang. “Integrasi moda transportasi yang modern dan memadai, mutlak diperlukan masyarakat. Kami berusaha menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan proyek-proyek properti yang menawarkan kemudahan mobilitas dan konektivitas masyarakat dalam beraktifitas,” ujar Yoga dalam acara media group discussion #LivingConnected di South Quarter, Jakarta Selatan, (4/4).
Sebagai pengembang properti, Intiland telah berpartisipasi secara pro-aktif dan mengantisipasi dinamika tersebut dengan menghadirkan sejumlah produk properti hunian dan perkantoran terbaik yang dilalui jalur MRT maupun moda transportasi modern lainnya.
Yoga menuturkan, hampir seluruh proyek-proyek Intiland di Jakarta terhubung dan lokasinya berdekatan dengan jalur moda transportasi publik modern. Contohnya di jalur MRT Jakarta, Intiland memiliki empat properti terbaik yakni kawasan mixed use dan high rise terpadu South Quarter (perkantoran, ritel, dan apartemen) di TB Simatupang, Fifty Seven Promenade (apartemen, perkantoran, dan ritel) di Thamrin, gedung perkantoran Intiland Tower di Sudirman dan Grand Whiz Poin Square di Lebak Bulus Jakarta.
“Rata-rata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekatnya kurang dari 500 meter, sehingga waktu tempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit. Bahkan Intiland Tower Jakarta berada tepat bersebelahan dengan stasiun MRT Bendungan Hilir,” ujar Yoga.
Ali Tranghanda mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi menjadi stimulus pertumbuhan dan kemajuan sebuah kawasan. Perubahan tersebut tidak lepas dari berkembangnya konsep Transit Oriented Development (TOD) secara terpadu, khususnya di wilayah Jakarta. Pengembangan konsep ini menciptakan konektivitas secara terpadu melalui beragam moda transportasi modern. Konsep TOD memiliki banyak keunggulan, termasuk mampu memperbaiki mobilitas masyarakat urban dan sub-urban.
Menurut Ali Tranghanda “Peningkatan nilai properti turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi.”
Ali mencontohkan, sejak konsep TOD dan rencana pengembangan infrastuktur transportasi modern mulai diperkenalkan, beberapa kawasan mengalami peningkatan harga properti cukup signifikan. Peningkatan nilai tertinggi didominasi kawasan Jakarta Selatan, seperti Lebak Bulus, Cilandak, dan Fatmawati.
“Peningkatan nilai kawasan ini, tidak luput dari munculnya persepsi positif masyarakat terhadap kemudahan akses transportasi dan ketersediaan fasilitas kehidupan,” pungkas Ali.