Asrinesia.com – Setiap tahunnya Yogyakarta didatangi puluhan ribu mahasiswa baru yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dengan latar belakang ekonomi berbeda. Keadaan ini, semakin memperkuat image kota Yogyakarta sebagai kota pelajar dan menjadi stimulus tersendiri terhadap perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini memerlukan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta.
Saat ini menurut Galih Saksono, Direktur Realti PT PP Properti Tbk (PPR0), jumlah mahasiswa di Yogyakarta sekitar 350.000 lebih yakni gabungan antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kondisi inipun seolah menjadi tambang emas bagi developer properti untuk membangun apartemen, yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukung mahasiswa generasi milenial.
“Sebenarnya PPRO sudah lama ingin masuk ke Yogyakarta. Hanya saja kami sangat menghargai moratorium yang ada di sini,” papar Galih dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (10/12/2018).
“Usai mengakuisisi salah satu pengembang swasta Yogyakarta, kami berkomitmen mengembangkan hunian buat mahasiswa di Yogyakarta dengan konsep apartemen yang bebas penyalahgunaan narkoba,” ujar Galih. Sebagai anak perusahaan dari BUMN terkemuka PT PP (Persero) Tbk. Galih menambahkan PPRO adalah satu-satunya anak perusahaan BUMN yang sudah menjadi perusahan terbuka.
Apartemen pertama di Indonesia yang bebas anti narkoba besutan PPRO, katanya telah dikembangkan di apartemen Evenciio (Depok). Kemudian dilanjutkan apartemen The Alton (Semarang), apartemen Begawan (Malang), Louvin (Jatinangor, Bandung), apartemen Mazhoji (Depok).
“Angka penjualannya meningkat karena konsep ini. Banyak orang tua yang membeli unit untuk ditempati sendiri oleh putra-putrinya maupun disewakan ke mahasiswa lain,” kata Galih.
“Apartemen yang berlokasi di kawasan Babarsari bernama apartemen Tana Babarsari dan merupakan apartemen pertama di Yogyakarta yang berkonsep anti penyalahgunaan narkoba,” imbuh Galih. Secara korporasi pihaknya tahun lalu telah melakukan kerjasama dengan BNN.
Sementara itu, Rudi Wahyu PW, Project Director apartemen Tana Babarsari PPRO mengatakan ada tiga ciri utama kota ini yakni kenyamanan, kemudahan dan keramahan. Terinspirasi dari kota yang sering membuat kangen banyak orang ini, apartemen Tana Babarsari dibangun dengan nuansa premium millennial student apartment yang nyaman, mudah dan ramah.
Lokasi Tana Babarsari sangat dekat bandar udara Adisucipto, kata Rudi dan beberapa universitas ternama seperti UGM, UPN, Universitas Atmajaya, STT Nasional dan STIE YKPN, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit adalah fasilitas-fasilitas penunjang yang melingkari apartemen Tana Babarsari.
Mengusung tagline ‘Beyond Space’ PPRO tidak sekadar menciptakan konsep arsitektur dan desain ruang bagi sebuah hunian mahasiswa. “Kami berusaha agar setiap bangunan diciptakan dapat menjadi tempat yang nyaman, menyelaraskan kehidupan mahasiswa saat sedang belajar dengan memberikan fasilitas-fasilitas penunjang. Tana Babarsari berupa menstimulus para mahasiswa untuk pintar dan cerdas serta sehat, bebas narkoba dari pengaruh narkoba,” pungkas Rudi. Sejumlah fasilitas seperti co-working space with hi-speed wifi, modern and etnical amphitheatre, comfort jogging track, challenged mountain bike track, e-library, swimming pool, dan sky garden melengkapi apartemen ini.
“Kami pun sangat menyesuaikan dengan budaya Yogya, termasuk dari sisi bangunan akan ada konsep seperti batik menjadi khas Yogja, dan kami juga optimistis pelaksanaan groundbreaking dalam waktu dekat, unit-unit di Tower 1 Tana Babarsari akan terserap habis dari total 262 unit yang dijual di tower 1,” ujar Rudi.
Dari tiga tower yang dibangun, di area ini PPRO akan mengembangkan sekitar 700 unit apartemen, tipe 1 bedroom dengan luas 21m² dan 2 bedroom dengan luas 44,75 m². “Harga yang kami tawarkan 400 jutaan dengan empat tipe cara kemudahan pembayaran yakni tunai keras, installment 24x, installment 36x dan kredit pemilikan apartemen (KPA),” pungkas Rudi.