Asrinesia.com – Surabaya Timur menjadi salah satu contoh kawasan yang berkembang sangat pesat seiring dengan pembangunan berbagai infrastruktur publik, seperti jalan tol, Jalan Lingkar Dalam Timur atau Middle East Ring Road (MERR) maupun Outer East Ring Road (OERR) atau Jalan Lingkar Luar Timur.
Pesatnya perkembangan kota Surabaya di Jawa Timur, mendorong meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk properti, seperti hunian, komersial, perkantoran, maupun pusat perbelanjaan.
Hal tersebut, mendorong pengembang properti PT Graha Abdael Sukses (GAS) meluncurkan Amesta Living, sebuah kawasan mixed-use terpadu seluas 60 hektare. Berlokasi di Nol Outer East Ring Road Surabaya Timur. Amesta Living menyediakan beragam kebutuhan properti, mulai dari hunian, SOHO, ritel, komersial, hingga lifestyle mall.
GAS selaku pengembang Amesta Living merupakan kolaborasi antara PT Intiland Development Tbk (Intiland;DILD) dengan PT Abdael Nusa perusahaan pengembang properti asal Surabaya yang masih satu kelompok usaha dengan perusahaan property management Provest.
Harto Laksono Direktur Pemasaran Intiland untuk Surabaya menjelaskan pengembangan Amesta Living merupakan langkah ekspansi strategis Intiland untuk memperkuat pasar properti di Surabaya. Kolaborasi ini sekaligus mengantisipasi pesatnya perkembangan kawasan dan pertumbuhan pasar properti di Surabaya Timur.
“Lewat kolaborasi ini, kami ingin menghadirkan sebuah pengembangan kawasan hunian dan komersial terpadu yang lokasinya strategis, memiliki rencana pengembangan yang baik, serta dibangun dengan konsep sustainable living. Amesta Living kami harapkan dapat menjadi solusi kebutuhan masyarakat terhadap sebuah kawasan hunian berwawasan lingkungan yang memenuhi beragam kebutuhan untuk tinggal, bekerja, beraktifitas, dan bersosialiasi dengan baik,” kata Harta Laksono.
Renny Yolanda Vice Chief Executive Officer PT Abdael Nusa mengungkapkan kolaborasi dengan Intiland bukan pengalaman baru. Tahun 2003, Abdael Nusa telah menjalin kerjasama dengan Intiland untuk pengembangan salah satu klaster hunian eksklusif di kawasan perumahan Graha Famili Surabaya.
Menurutnya, pengembangan Amesta Living menjadi sinergi strategis antara dua pengembang properti yang memiliki rekam jejak dan pengalaman sukses mengembangkan proyek-proyek properti selama ini. Kolaborasi ini menggabungkan pengalaman, kekuatan sumber daya, serta kesamaan visi untuk menghadirkan properti-properti terbaik bagi masyarakat
Hans Wibisono Direktur Utama GAS menambahkan, Amesta Living dibangun dengan mengusung konsep pendekatan biophilic design. Konsep ini mementingkan terciptanya harmoni antara manusia dengan alam, membentuk lingkungan sehat yang mendorong kreativitas dan hidup dengan lebih produktif.
“Pengembangan Amesta Living rencananya terbagi menjadi beberapa tahapan. Tahap awal ini untuk fasilitas perumahan dan tahapan berikutnya akan dikembangkan fasilitas komersial, bisnis, ritel, apartemen dan lainnya” ungkap Hans Wibisono.
Pengembangan tahap pertama meliputi area seluas 10 hektare yang diperuntukan sebagai penyediaan fasilitas hunian untuk pengembangan sekitar 700 unit rumah. Pada pengembangan awal rencanannya akan dibangun sebanyak 300 unit rumah compact dua lantai yang terbagi ke dalam berbagai tipe ukuran.
Pertama, tipe Nora yang memiliki luas lahan 40 m2 dengan luas bangunan 53 m2. Tipe ini menyediakan dua kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan carport. Pilihan kedua adalah tipe Sora yang hadir dengan dua pilihan, yakni unit Standard dengan luas lahan 50 m2 dan luas bangunan 57 m2 atau unit Deluxe yang memiliki luas lahan 60 m2 dengan luas bangunan 63 m2.
Tipe ketiga adalah Terra yang merupakan unit rumah dengan ukuran terbesar karena menyediakan dua kamar tidur, dua kamar mandi, dan carport. Tipe rumah ini juga menyediakan unit Standard dengan luas lahan 60 m2 atau 72 m2 dengan luas bangunan 71 m2. Sementara untuk kebutuhan hunian lebih besar, tersedia unit Deluxe yang memiliki lahan seluas 90 m2 dengan luas bangunan 75 m2. Tipe ini menyediakan tiga kamar tidur, dua kamar mandi dan carport.
Menyasar segmen konsumen dari kaum milenial, keluarga muda dan pembeli rumah pertama, rumah-rumah di Amesta Living mengusung konsep desain Japandi (Japan dan Skandinavia) yang dirancang oleh arsitek terkemuka Budhi Harmunanto. Desain rumah mengutamakan aspek life balance, kesederhanaan, praktis, teratur, fungsional serta multifungsi.
“Salah satu nilai lebih lainnya dari Amesta Living adalah faktor keterjangkauan bagi masyarakat, karena kami pasarkan mulai Rp800 jutaan. Dengan harga yang affordable, konsumen bukan hanya memperoleh sebuah rumah yang nyaman, tetapi juga mendapatkan lingkungan yang asri dan beragam fasilitas di dalamnya, ” ujarnya lebih lanjut.
Nilai tambah Amesta Living lainnya adalah adanya estate management untuk pengelolaan kawasan secara profesional. Perseroan telah menunjuk Provest sebagai property management yang akan mengelola seluruh kawasan Amesta Living.
Keunggulan lain Amesta Living yakni tersedianya ekosistem kawasan yang para penghuninya dapat saling terkoneksi dan berkolaborasi. Kawasan ini menyediakan berbagai fasilitas komersial, pendidikan, social living, serta area-area publik yang difungsikan sebagai fasilitas komunal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Amesta Living menyediakan area-area terbuka untuk publik seluas 8.500 m2. Salah satunya adalah Community Center seluas hampir 2.000 m2 yang menjadi fasilitas sosial terpenting bagi para penghuni.
Berlokasi tepat di tengah kawasan, Community Center dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti jogging track, playground, commercial area, mixed-used area, hingga meeting point. Kawasan ini juga dilengkapi water feature dan water promenade melalui pemanfaatan sungai yang membelah kawasan. Area ini dikelola dengan baik, dari mulai aspek kebersihan, keindahan, dan lanskap lingkungannya.
“Kebutuhan hunian yang lokasinya strategis, compact, terjangkau, serta desain yang menarik menjadi incaran bagi para konsumen, terutama para pasangan muda, milenial, maupun mereka yang ingin memiliki hunian pertama. Segmen pasar ini sedikit berbeda dengan proyek hunian tapak yang kami kembangkan di area Surabaya Barat,” kata Harto Laksono.